Haul Abah Zen Syukri yang ke-12 bersama Prof. K.H. Said Agil Almunawar, di masjid Nurul Hidayah, Cinde.

Ribuan umat muslim dari berbagai penjuru Kota Palembang menghadiri acara haul ke-12 tahun ulama kharismatik.

Yakni almarhum Al-Mukarrrom Kiagus HM Zen Syukri di Masjid Al-Hidayah Jl Letnan Jaimas belakang Pasar Cinde, Minggu (19/11) pagi. 

Imam besar Masjid Agung SMB Jayo Wikramo Prof Dr KH Said Aqil Husin Al Munawwar,MA didapuk menyampaikan tausiyahnya pada peringatan wafatnya ulama yang semasa hidupnya juga mengarang beberapa buah buku ini. 

Dalam tausiyahnya, Prof Said mengingatkan kepada segenap jamaah, murid dan keluarga besar almarhum KHM Zen Syukri untuk senantiasa mengingat jasa-jasa dan ijazah dari almarhum. 

‘Perbanyak membaca sholawat untuk meminta mimpi supaya bisa bertemu Rasulullah SAW. Termasuk munajatkan do’a kepada gurunda kita Aba Zen ini,’ imbuh Prof Said. 

Di kesempatan itu, Prof Said menyebut bagi mereka yang bertawassul mengingat Rasulullah sesuai janji Allah SWT yang akan memberikan kemuliaan untuk setiap saat berjumpa dengan Rasulullah,” bebernya. 

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Dr Drs Agus Fatoni diwakili Karo Kesra,  Dr H Sunarto,S.Sos,M.Si menyampaikan penghormatan tak terhingga kepada keluarga almarhum Aba Zen Syukri.

Salah seorang putri Aba Zen, ustadzah Dr Hj Izzah Zen Syukri,M.Pd menyampaikan semasa hidupnya almarhum meninggalkan banyak ijazah/amalan kepada murid-muridnya.

 Ijazah ini salah satunya yang berkaitan saat ini yakni agar terhindar dari wabah penyakit. 

“Ijazah atau amalan dari Aba kita dianjurkan tiap ba’da isya untuk membaca sholawat. Terlebih di kondisi sekarang kita tengah diuji oleh suatu wabah maka selayaknya kita berdoa kepada allah SWT memohon perlindungan,” sebut Izzah.(Kemas)

Bagikan Berita ini di Medsos-mu!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Satuan Pendidikan Mu'adalah

Satuan Pendidikan Mu’adalah adalah program pendidikan resmi yang berada dibawah Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pesantren Kementrian Agama RI setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 18 Tahun 2014 disamakan dengan pendidikan Madrasah Tsanawiyyah dan ‘Aliyah yang berada di bawah Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Kementrian Agama. Jadi, lulusan Satuan Pendidikan Mu’adalah akan mendapatkan ijazah yang bisa digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Dalam program Satuan Pendidikan Mu’adalah ini pesantren diberikan kewenangan dan keleluasaan dalam mengatur kurikulum dan sistem pendidikan, serta tidak diikutkan Ujian-ujian kenegaraan. Pesantren dapat secara mandiri merancang pengembangan kompetensi santrinya dengan tetap mendapat ijazah yang diakui oleh negara.